Puisi 2


=====================================================================================



PUISI                              

  PENJAHAT NEGERI
(oleh : Sikarang Batukapur makhluk dungu penggembala angin)

Ruh-ruh jahat telah menemukan singgasananya,
di dalam jiwa-jiwa rapuh iman,
dan menggelari diri sebagai pawang segala kebenaran, 
menurut ajaran di alam hampa,
itu alamnya setan…..!, begitu ajaran Illahi berkali-kali menghakimi
Tapi……, apapun akan dipaksa terjadi, jika ia menghendaki.


Maka pengelabuhan dengan keyakinan mantera iblispun menyelinap menebar penawar kekuatan hakiki.
Benteng kebal kutukan adat memagar kokoh, 

hingga tak mampu menembus liang telinga hatinya.

Jaring penangkap kedholiman rancangan hakim negeri ini terlalu bermata lebar.
Maka mereka mengumbar keserakahan dan ketamakan.
Dirampasnya harta benda yang bukan haknya, 

biarpun berjuta hamba nenanggung derita.
 
Dibelinya jasad-jasad molek pemuja surga dunia untuk santapan nafsu.
Dijualnya jabatan-jabatan bermata air sepanjang hayat kepada siapa saja yang menghalalkan ajarannya,
Layak tak layak, tak bakal membebaninya,
Pantas tak pantas, toh hamba jelata yang menjadi korbannya.
Suka tak suka, algojo negeri ini telah bungkam.

 
Mau apa…? 

Jika bungkam adalah isyarat merestui.
Hujatan hamba-hamba kecewa tak berbeda dengan jeritan semut,
Terlalu lirih berderit di medan keserakahan.
Para sufipun di simpang asa hanya bisa menghela keluh, 

kapan kau binasakan negerimu ini…..?
 
Namun hamba-hamba berdarah putih tetap tekun bermunajad, penuh harap,



Jangan biarkan menanti jutaan hari,
bangunlah……., wahai jiwa jihad para ulama !
bersemayamlah disetiap hati nurani generasi yang masih suci,
Kumohonkan kepada-Nya,
Tahanlah barang sejenak, mentari yang hendak tidur di peraduannya, 
 
Tunggulah keserakahan sahabat setan penjahat negeri ini terbelenggu oleh kutkan-Mu,
Hingga bergelimpanan tak berdaya,
Jadikan mereka betekuk lutut di hamparan kaki setiap penghuni negeri ini. 
 
                                                   Pati Utara, 20 Agustus 2013

 




OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO










Related Posts:

0 Response to "Puisi 2"

Posting Komentar