Bahan Renungan :
Sepenggal Catatan Dari Orang Pinggiran
(Kisah singkat
dari Sikarang Batukapur, makhluk dungu pengembala angin)
Hari ini, Jum’at 20 Juni 2014 jam 16.00 aku tiba di rumah. Sesore ini
terbilang masih agak siang dibanding empat hari sebelumnya, yang selalu tiba
selepas magrib. Andai aku ini sebuah robot begitu, mestinya tak merasakan capek
di sekujur badan. Tapi aku manusia. Sehingga seberapapun punya kekebalan dan
kekuatan fisik, tetap saja butuh ‘jamu pegel linu’ untuk meredakan ketegangan
otot-otot yang sudah mulai stress terbawa usia.
Mulai Senin 16 Juni 2014 kemarin,
setiap jam 06.20 pagi aku meluncur ke
SMPN 3 Pati. Tiba di TPK (Tempat Pelaksanaan Kegiatan) kira-kira jam 7.15, kadang kurang, tapi
sering lebih. Sedangkan jadwal resmi menentukan awal kegiatan jam 08.00, dengan
toleransi keterlambatan 10 menit. Oleh karena itu, mulai jam 08.00 itulah aku
mulai duduk di kursi bersama 44 peserta lainnya dalam sebuah ruangan kelas
lantai bawah SMPN 3 PATI, yang pada hari-hari efektif dipakai KBM. Pada saat
itu di lima ruangan kelas yang lain juga sedang berlangsung kegiatan yang sama.
Sehingga ada enam ruangan yang berubah
fungsi menjadi ‘tempat Diklat Implementasi Kurikulum 2013’.
Dua
orang fasilitator yang berpredikat ‘Instruktur Nasional’, beliau adalah Bapak
Nur Rachmadi, M.Pd dan Bapak Sulimiyanto, S.Pd menyampaikan arahan, bahwa
subyek pelaksana kegiatan adalah seluruh peserta yang terbagi dalam kelompok.
Sehingga di ruangan yang aku tempati ada 10 kelompok. Kelompok 1 sampai 9
terdiri atas 4 peserta, sedangkan kelompok 10 beranggota 5 orang. Aku masuk
kelompok 8, yang terdiri atas 2 orang pria termasuk aku dan 2 orang wanita,
semuanya PNS selain aku. Maka aku melevelkan diriku untuk menjawab ‘setuju’,
ketika dua teman yang lain menunjuk Pak Suyanto, S.Pd sebagai ketua kelompok.
Hari
Senin 16 Juli 2014, kegiatan diawali dengan absensi dan ceking administrasi
peserta, yang dilanjutkan dengan tes awal, penjabaran konsep kurikulum 2013.
Disusul menelaah, atau pada bahasa
kerennya menganalisis buku pegangan guru dan buku paket untuk siswa. Masya
Allah, jam telah menunukkan angka 16.30 sore. Tiba saatnya ‘go home’.
Kegiatan pada hari Selasa 17 Juli 2014 yaitu mengumpulkan
laporan hasil analisis buku guru dan buku siswa secara kelompok maupun secara
individu. Dan disusul presentasi hasil analisis buku tersebut. 5 kelompok
mempresentasikan hasil analisis buku guru, dan 5 kelompok lagi mempresetasian
hasil analisis buku siswa. Presenter harus siap argument jika ada kelompok lain
yang menyanggahnya. Namun apa yang terjadi…? Sebelum tiba giliran kelompok 8
untuk presentasi, ketua kelompokku ada keperluan mendadak ke kantor Dinas
Pendidikan. Akupun tak begitu gundah, karena masih ada dua orang temanku, yang jika
diadakan pemilihan umum tentang kelayakan
presentasi begitu, mestinya satu diantara mereka itulah yang terpilih
menggantikan ketua. Eeeee…….seperti mimpi, mereka malah menyuruh aku.
Sangkaanku ’99,9 % lantaran keterpaksaan’. Yah, apapun yang bakal terjadi,
hatiku tetap berbisik “Alhamdulillahi Robbil Alamiin”, Allah SWT kiranya
berkenan melimpahkan pilihan terbaiknya untukku. Siapa tahu amanah itu akan menghadirkan
kemanfaaan bagiku, orang-orang terdekatku maupun instansi yang member mandat
kepadaku.
Kelompok 8 tampil
mempresentasikan hasil analisis buku guru. “Bismillahirrahmanirrahim”, seperti
ada kekuatan yang membawa perilaku, pikiran, dan setiap ucapanku, entah kedalam
dimensi apa. Yang aku sadari sepertinya aku sedang tidak sadar. Seluruh hasil
analisis,maupun sedikit sanggahan dari kelompok lain aku tanggapi dan kuraikan
bagaikan terpapar asal-asalan begitu saja. Hanya setelah usai , kusampaikan
salam penutup, lantas kembali ke kelompok, aku baru menyadari setelah dua teman
wanitaku mengacungkan jempol kepadaku, disertai pujian “Bagus pak…..bagus pak,
bisa menghalau kantuk. Besuk yang presentasi njenengan lagi, ya…!”.Oooo….ya, sepanjang presentasi tadi peserta memang
tampak semangat, terlihat dari raut muka mereka yang selalu menatap tidak
tegang ke aku, dan disertai dengan
dentuman tawa sekali-kali. Sehingga pada hari-hari berikunya aku selalu
mendapat jatah tugas yang sama. Eee….., ketua nampaknya malah memberi dukungan.
Baik bener dia, suka menyerahkan peluang tampilnya ke padaku. Lhaaa… inilah
saat runtuhnya tembok diskriminasi, pikirku. Kurasa memang benar. Pada
hari-hari sebelumnya, kendati kami satu kelompok, namun jarang berkomunikasi.
Namun setelah presentasiku yang pertama itu, aku yang malah sering memberikan
tanggapan dari pada menyapaikan pertanyaan.
Sejak
peristiwa yang menyemangatiku itu, harga diri yang semula bersembunyi di balik
nuraniku, mulai kubebaskan menyetarakan diri dengan martabat mereka yang pada
umumnya telah diakui penjaminan martabatnya oleh public. Maka pertanyaan demi
pertanyaan, tentang aku dan keluargaku, tentang alamat dan instansiku, aku
jawab dengan tetang dan senang.
Hari
Kamis tanggal 19 Juni 2014 jam 23.00 malam. aku bangun tidur yang sudah kuawali
selepas sholat Isya’.
Maklum sepanjang hari kecapekan. Aku harus bangun,
merancang Power Point untuk Peer Teaching pada hari terakhir. Bahan yang berupa
animasi lucu maupun gambar peraga penunjang materi aku download dari internet.
Setiap tulisan yang tampil aku buat sebagai tulisan yang bergerak. Jam 02.00
perancangan power point selesai, aku menyambung mimpi konyolku.
Hari
terakhir, Jum’at 20 Juni 2014. Jam 08.00 diawali dengan Tes akhir. Dan ini
adalah puncaknya kegiatan, karena keseluruhan aktivitas yang telah dilaksanakan
sejak awal akan tercermin pada kegiatan peer teaching selesai tes akhir. Oleh
karena itu masing-masing kelompok mempersiapkan diri semaksimal mungkin. Mulai
Dengan penyusunan RPP, penjabaran
KI dan KD yang mengerucut ke SKL ,penggunaan metode pembelajaran dan akurasi
penyampaiannya, penggunaan pendekatan Saintifik, perumusan idikator, penjabaran
langkah-langkah KBM, dll.
Dan ini aku mengucapkan
“Alhamdulillah” yang kesekian kalinya, karena peer teaching yang aku laksanakan
dengan alat bantu LCD untuk menampilkan Power point dinilai berhasil oleh
teman-teman seisi kelas. Suasana kelas seolah hidup dengan respon-reson positip
disertai dengan derai tawa yang menghangatkan. Sehingga pada akhirnya tepuk
tangan mengakhiri jatah waktu peer teachingku diiringi gambaran kabur yang kian
terang dan jelas dari seorang gadis cantik berkebaya menarik menghantarakan
jatuhkan huruf, satu demi satu dari sepenggal kalimat “ TERIMA KASIH”.
Keseluruhan
diklat implementasi kurikulum 2013 telah usai. Peserta satu demi satu meniggalkan
ruangan. Tak terkecuali aku, dengan membawa dua rasa aku mulai melangkah
meninggalkan TPK. Rasa apa itu…? Tak lain adalah rasa capek yang mentelor
tubuhku, dan rasa puas karena telah merasa dihargai oleh mereka yang
bermartabat.
“Sampai Jumpa, pak”, beberapa
guru laki-laki melambakan tangan menunjukkan keakrabannnya. Sambil mengangguk
dan sedikit membungkuk kubalas lambaiannya di pintu gerbang jalan keluar SMPN 3
Pati.
Pati Utara 20 Juni 2014
####################################################################################################################################################################
0 Response to "Orang Pinggiran"
Posting Komentar